Rumah Makan (RM) Padang atau Warung Padang atau Restoran Padang adalah suatu bisnis warung makan/rumah makan/restoran yang menjual atau menghidangkan berbagai ragam kuliner atau masakan Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat.
Rumah makan ini amat terkenal di Indonesia bahkan dunia, dan disukai oleh berbagai kalangan serta bermacam etnis dan bangsa, karena masakan/makanannya yang lezat serta daya adaptasinya yang bisa menyesuaikan diri dengan lidah atau selera masyarakat di mana rumah makan ini berada RM Padang di luar Sumatera Barat menghidangkan masakan yang tidak terlalu pedas, berbeda dengan rumah makan yang ada di tanah kelahirannya sendiri.
Usaha rumah makan ini hadir dalam berbagai tingkatan sosial, mulai dari warung Padang kaki lima yang harganya terjangkau oleh kalangan bawah, rumah makan yang menargetkan kalangan menengah sebagai sasaran pasarnya, hingga restoran mewah yang menargetkan kalangan atas dengan harga yang cukup tinggi sesuai fasilitas yang disediakan.
Penamaan 'Rumah Makan (RM) atau Restoran Padang' sebenarnya tidaklah begitu tepat, karena asal masakan dan pelaku bisnis ini tidak hanya dari kota Padang, tetapi justru lebih banyak berasal dari wilayah lainnya di Sumatera Barat, seperti Agam, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Tanah Datar, dan berbagai wilayah lainnya. Setiap wilayah itu menghasilkan rasa dan ragam masakan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
Asal usul penamaan 'Restoran Padang' yang dianggap paling awal berhasil dilacak melalui suatu penelitian yang dilakukan oleh Surya Suryadi, seorang filolog di Universitas Leiden, Belanda. Ia menemukan bukti historis-empiris, yaitu sebuah iklan restoran Padang yang bernama PADANGSCH-RESTAURANT "Gontjang-Lidah" di Cirebon yang dikelola seorang perantau Minang, B. Ismael Naim, dimuat selama beberapa bulan pada tahun 1937 di harian Pemandangan yang terbit di Batavia.
Sumber : Wikipedia
Rumah makan ini amat terkenal di Indonesia bahkan dunia, dan disukai oleh berbagai kalangan serta bermacam etnis dan bangsa, karena masakan/makanannya yang lezat serta daya adaptasinya yang bisa menyesuaikan diri dengan lidah atau selera masyarakat di mana rumah makan ini berada RM Padang di luar Sumatera Barat menghidangkan masakan yang tidak terlalu pedas, berbeda dengan rumah makan yang ada di tanah kelahirannya sendiri.
Usaha rumah makan ini hadir dalam berbagai tingkatan sosial, mulai dari warung Padang kaki lima yang harganya terjangkau oleh kalangan bawah, rumah makan yang menargetkan kalangan menengah sebagai sasaran pasarnya, hingga restoran mewah yang menargetkan kalangan atas dengan harga yang cukup tinggi sesuai fasilitas yang disediakan.
Penamaan 'Rumah Makan (RM) atau Restoran Padang' sebenarnya tidaklah begitu tepat, karena asal masakan dan pelaku bisnis ini tidak hanya dari kota Padang, tetapi justru lebih banyak berasal dari wilayah lainnya di Sumatera Barat, seperti Agam, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Tanah Datar, dan berbagai wilayah lainnya. Setiap wilayah itu menghasilkan rasa dan ragam masakan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
Asal usul penamaan 'Restoran Padang' yang dianggap paling awal berhasil dilacak melalui suatu penelitian yang dilakukan oleh Surya Suryadi, seorang filolog di Universitas Leiden, Belanda. Ia menemukan bukti historis-empiris, yaitu sebuah iklan restoran Padang yang bernama PADANGSCH-RESTAURANT "Gontjang-Lidah" di Cirebon yang dikelola seorang perantau Minang, B. Ismael Naim, dimuat selama beberapa bulan pada tahun 1937 di harian Pemandangan yang terbit di Batavia.
Sumber : Wikipedia
Share This :
comment 0 comments
more_vert